Sabtu, 29 Oktober 2011

Dimata orang lain, saya itu siapa dan apa?

Setiap waktu ia selalu berdoa, selalu menjalankan perintah-Nya, tak pernah lalai ia dalam melaksanakan semua amalan-amalan yang sesuai dengan ajaran Rasulullah. Ia berlaku adil terhadap semuanya, tak pernah membeda-bedakan antara yang miskin dan yang kaya, yang putih dan yang hitam, suku maupun ras, baginya semua sama yaitu manusia. Berusaha tidak menyinggung hati orang tuanya, saudaranya, teman-teman terdekatnya apalagi orang yang baru ia kenal. Ia berpikir ia pasti mempunyai salah di dunia dan akhirat padahal mungkin bagi orang lain, ia sudah sempurna dalam keduanya dan tak memiliki kecacatan. Dalam kesehariannya, ia bergaul dengan siapa saja dan tak suka membuat perkelahian. Hanya berpikir yang baik tentang teman-temannya, dan semua orang yang baru saja dikenalinya. Namun, dibalik itu, semua orang ternyata membenci dia. Entah apa sebabnya, padahal bila dilihat ia tak selayaknya dijauhi apalagi dibenci orang-orang disekitarnya. Apa karena ia terlalu sempurna dalam pandangan orang lain?
Ternyata hanya karena sebuah sifat dari dirinya yang tidak disukai teman-temannya, dia jadi dikucilkan..
Sifat yang kita bawa dari kedua orang tua kita. Dalam bergaul, sifat dan tingkah laku juga diperlukan dalamnya.


Sebenarnya tujuan dari itu semua, orang yang baik-baik saja bisa dimusuhi semua orang hanya karena sifat dan tingkah laku, bukan dalam taatnya ia dalam beragama. Pengetahuannya dalam bersosialisasi itu sangatlah kurang sehingga bisa terjadi hal seperti itu. Ada baiknya, ia tidak suka mencari masalah dengan orang lain, diam dan tidak suka ikut campur urusan orang lain. Tetapi dimata orang lain yang mempunyai kebiasaan, sifat, dan tingkah laku yang berbeda dari dirinya, ia itu bukan "aneh" dan tidak mau bergaul, hanya ia tidak bisa membawa dirinya dalam sebuah situasi atau kondisi, dimana ia berada dan bersama siapa, juga seperti apa orang-orang disekitarnya. Terkadang kita berbuat baik, tapi malah disalah artikan dan kita dianggap kurang baik, begitu juga sebaliknya. Jadi lebih baik, kita membaca sifat orang lain terlebih dahulu sebelum kita bergaul dengan orang tersebut, supaya nantinya kita tidak di'cap' jelek dimata mereka.
Jika kita sudah membawa diri kita sesuai dengan mereka, sudah berusaha sebisanya untuk membantu dan berbuat baik kepada mereka, tetapi kita tetap dipandang sebelah mata, itu berarti pembawaan orang tersebut yang tidak bisa menghargai dan menghormati orang lain. Setidaknya kita sudah lebih baik dan mau tahu tentang keadaan mereka(mau peduli). Tetap dianggap kurang baik lagi oleh teman dan sahabat anda? Yah mari terus berusaha berbuat baik dan membaca sifat yang mereka miliki. Dari situ pun kita dapat mempelajari karakter orang lain supaya ke depannya kita bisa memperbaiki cara kita bersosialisasi kan?
Dan bagi kita sendiri yang dijauhi orang lain, sebaiknya memperbaiki sifat kita didepan mereka. Bukan berarti kita jadi seperti mereka, dan meniru mereka. Tetap jadi diri anda sendiri saja, tapi ubahlah sifat anda yang bagi orang lain jelek untuk kebaikan anda sendiri ke depannya. Yang bisa saya sarankan hanya, cara pandang kita saja yang harus selektif dalam memilih-milih sifat yang patut kita tiru dari orang lain, bukan membuang semua pembawaan kita dan meniru tingkah laku orang lain. Semua yang ada dalam diri manusia semuanya baik, hanya kurang sebuah ukiran-ukiran yang membuat indah dimata orang lain, itu saja dalam pandangan saya. :)

By : Aisyah Fauziah
Picture Powered By : Google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar