ILMU BUDAYA DASAR
“Manusia sebagai Makhluk Sosial”
AISYAH
FAUZIAH
57411930
1IA14
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK
INFORMATIKA
JUNI
2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya maka saya
dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Manusia sebagai Makhluk
Sosial” yang berdasar pada topik Manusia sebagai Makhluk Berbudaya.
Dalam penulisan makalah ini, saya
merasa masih banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari
semua pihak saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga dengan dibuatnya makalah ini,
dapat memberikan ilmu yang bermanfaat dan wawasan lebih banyak lagi mengenai
Manusia sebagai Makhluk Berbudaya, terutama tidak lupa bahwasannya kita
merupakan Makhluk Sosial. Kita pun dapat menerapkannya di kemudian hari dan
tidak menjadi makhluk individualis.
Tim
Penyusun
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar……………………………………………………………………………i
Daftar
Isi…………………………………………………………………………………ii
BAB I Pendahuluan...…………………………………………………………………..1
1.1 Latar
belakang…………………………………………………………………….
1.2 Rumusan
masalah…………………………………………………………………
BAB II Isi………….……………………………………………………………………2
Pembahasan…………………………….…………………………………………….
2.a Manusia…………………………………………………………………………...2
2.b Budaya…………………………………………………………………………...5
2.c Makhluk.………………………………………………………………………….6
2.d Manusia sebagai Makhluk Individu dan
Sosial…………………………………..7
BAB III Penutup….…………………………………………………………………….10
Kesimpulan……………..…………………………………………………………….
Daftar
Pustaka……………………………………………………………………………iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam
kehidupan ini manusia sangatlah erat kaitannya dengan budaya. Budaya tidak
hanya sesuatu yang diturunkan dari generasi ke generasi, wujudnya bisa berupa
suatu kebiasaan yang biasa diterapkan pada adat di suatu suku bangsa, bisa juga
berupa perilaku.
Kali
ini budaya yang akan dibahas merupakan sebuah perilaku yang dilakukan oleh
pendahulu kita. Manusia merupakan makhluk individu dan juga sebagai makhluk
sosial, hidup bersama-sama, berdampingan, saling tolong menolong, membutuhkan
satu sama lain, dan menjalin ikatan maupun silaturahmi, bukan individu yang
hidup sendiri saja bukan?
Budaya
ini harus kita terapkan dan terus kita pelihara. Tidak ada salahnya kita
sebagai makhluk sosial bukan? Kita terus hidup bersama dan saling membantu.
Tidak bersifat egois dan mendahulukan kepentingan bersama dibandingkan
kepentingan pribadi.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan manusia?
2. Apa
yang dimaksud dengan budaya?
3. Apa
yang dimaksud dengan makhluk?
4. Apakah
pengertian dari manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial?
BAB II
ISI
1.
Manusia
a.
Pengembangan manusia dari segi
Susila
Aspek
kehidupan susila adalah aspek ketiga setelah aspek individu dan sosial. Manusia
dapat menetapkan tingkah laku yang baik dan yang buruk karena hanya manusia
yang dapat menghayati norma-norma dalam kehidupannya.
Dalam
proses antar hubungan dan antaraksi itu, tiap-tiap pribadi membawa identitas
dan kepribadian masing-masing. Oleh karena itu, keadaan yang yang cukup
bermacam-macam akan terjadi berbagai konsekuensi tindakan-tindakan
masing-masing pribadi.
Kehidupan
manusia yang tidak dapat lepas dari orang lain, membuat orang harus memiliki
aturan-aturan norma. Aturan-aturantersebut dibuat untuk menjadikan manusia
menjadi lebih beradab. Menusia akan lebih menghargai nilai-nilai moral yang
akan membawa mereka menjadi lebih baik.
Selain
aturan-aturan norma, manusia juga memerlukan pendidikan yang dapat digunakan
sebagai sarana mencapai kemakmuran dan kenyamanan hidup. Pendidikan dapat
menjadikan manusia seutuhnya. Dengan pendidikan, manusia dapat mengerti dan
memahami makna hidup dan penerapannya.
Melalui
pendidikan kita harus mampu menciptakan manusia yang bersusila, karena hanya
dengan pendidikan kita dapat memanusiakan manusia. Melalui pendidikan pula
manusia dapat menjadi lebih baik daripada keadaan sebelumnya. Dengan pendidikan
ini, manusia juga dapat melaksanakan dengan baik norma-norma yang ada dalam
suatu masyarakat. Manusia akan mematuhi norma-norma yang ada dalam masyarakat
jika diberikan pendidikan yang tepat.
Dengan
demikian, kelangsungan kehidupan masyarakat tersebut sangat tergantung pada
tepat tidaknya suatu pendidikan mendidik seorang manusia mentaati norma, nilai
dan kaidah masyarakat. Jika tidak maka manusia akan melakukan penyimpangan
terhadap norma-norma yang telah disepakati bersama oleh masyarakat.
b.
Pengembangan Manusia dari segi Religius
atau Agama
Manusia
diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa di muka bumi ini sebagai makhluk yang paling
sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Melalui kesempurnaannya itu manusia
bisa berpikir, bertindak, berusaha, dan bisa menentukan mana yang benar dan
baik. Di sisi lain, manusia meyakini bahwa dia memiliki keterbatasan dan
kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan Sang Pencipta Alam
Semesta. Oleh sebab itu, sudah menjadi fitrah manusia jika manusia mempercayai
adanya Sang Maha Pencipta yang mengatur seluruh sistem kehidupan di muka bumi.
Dalam
kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan unsur Ketuhanan. Manusia selalu
ingin mencari sesuatu yang sempurna. Dan sesuatu yang sempurna tersebut adalah
Tuhan. Hal itu merupakan fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan untuk
beribadah kepada Tuhannya.
Oleh
karena fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Tuhan Yang
Maha Esa, untuk beribadah kepada Tuhan pun diperlukan suatu ilmu. Ilmu tersebut
diperoleh melalui pendidikan. Dengan pendidikan, manusia dapat mengenal siapa
Tuhannya. Dengan pendidikan pula manusia dapat mengerti bagaimana cara
beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Melalui
sebuah pendidikan yang tepat, manusia akan menjadi makhluk yang dapat mengerti
bagaimana seharusnya yang dilakukan sebagai seorang makhluk Tuhan. Manusia
dapat mengembangkan pola pikirnya untuk dapat mempelajari tanda-tanda kebesaran
Tuhan baik yang tersirat ataupu dengan jelas tersurat dalam lingkungan sehari-hari.
Maka
dari keseluruhan perkembangan itu menjadi lengkap dan utuh dalam setiap
sisinya, baik dari sisi individu, sosial, susila, maupun religius. Keutuhan
dari setiap sisi tersebut dapat menjadikan manusia menjadi makhluk yang lebih
tinggi derajatnya dibandingkan dengan makhluk-makhluk Tuhan yang lain.
c.
Pengembangan Manusia dari segi Sosial
Interaksi
sebagai proses sosial. Sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian. Interaksi
sosial adalah proses saling mempengaruhi dalam hubungan timbal balik antara
individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dan kelompok.
Proses
adalah tahapan-tahapan dalam suatu peristiwa untuk membentuk jalannya rangkaian
kerja. sedangkan sosial adalah segala sesuatu mengenai masyarakat yang peduli
terhadap kepentingan umum. Jadi,
proses sosial adalah tahapan-tahapan dalam suatu peristiwa untuk membentuk
manusia bermasyarakat yang memperhatikan segi kehidupan bersama.
d.
Pengembangan Manusia dari segi Budaya
Manusia
juga akan mulai berpikir tentang bagaimana caranya menggunakan hewan atau
binatang untuk lebih memudahkan kerja manusia dan menambah hasil usahannya
dalam kaitannya untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Manusia sangat
mempunyai hasrat yang tinggi apabila dibandingkan dengan makhluk hidup yang
lain. Hasrat untuk selalu menambah hasil usahanya guna mempermudah lagi
perjuangan hidupnya menimbulkan perekonomian dalam lingkungan kerja sama yang
teratur. Hasrat disertai rasa keindahan menimbulkan kesenian. Hasrat akan
mengatur kedudukannya dalam alam sekitarnya, dalam menghadapai tenaga-tenaga
alam yang beraneka ragam bentuknya dan gaib, menimbulkan kepercayaan dan
keagamaan. Hasrat manusia yang selalu ingin tahu tentang segala sesuatu
disekitarnya menimbulkan ilmu pengetahuan.
Ada
hakekatnya kebudayaan mempunyai dua segi, bagian yang tidak dapat dilepaskan
hubungannya satu sama lain yaitu segi kebendaan dan segi kerohaniaa. Segi
kebendaan yaitu meliputi segala benda buatan manusia sebagai perwujudan dari
akalnya, serta bisa diraba. Segi kerohanian terdiri atas alam pikiran dan
kumpulan perasaan yang tersusun teratur. Keduanya tidak bisa diraba.
PENGERTIAN
HAKIKAT MANUSIA
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
ü Makhluk
yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.
ü Individu
yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
ü yang
mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol
dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
ü Makhluk
yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai
(tuntas) selama hidupnya.
ü Individu
yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan
dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk
ditempati
ü Suatu
keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan
potensi yang tak terbatas
ü Makhluk
Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan
jahat.
ü Individu
yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia
tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam
lingkungan sosial.
2.
Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal
dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Definisi kebudayaan :
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik,
adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan,
dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan
orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya,
membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup
menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya
turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar
dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang
mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat
dalam definisi budaya: Budaya
adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra
yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang
memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
"individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu
dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa
tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang
layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling
bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang
menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas
seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
3.
Makhluk
Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah paling
sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainya, termasuk diantaranya
Malaikat, Jin, Iblis, Binatang, dllnya. Tetapi kita sendiri sebagai manusia
tidak tahu atau tidak kenal akan diri kita sendiri sebagai manusia. Untuk itu
marilah kita pelajari diri kita ini sebagai manusia, Siapa diri kita ini? Dari
mana asalnya? Mau kemana nantinya? Dan yang paling penting adalah bagaimana
kita menempuh kehidupan didunia ini supaya selamat didunia dan akhkirat nanti?
Sebenarnya
manusia itu terdiri atas 3 unsur yaitu:
- Jasmani.
Terdiri dari Air, Kapur, Angin, Api dan Tanah.
- Ruh.
Terbuat dari cahaya (NUR). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani
saja.
- Jiwa. (An
Nafsun/rasa dan perasaan).
Terdiri atas 3 unsur:
- Syahwat/Lawwamah (darah hitam), dipengaruhi sifat Jin, sifatnya
adalah: Rakus, pemalas, Serakah, dll (kebendaan/materialis)-menjadi beban
masyarakat.
- Ghodob/Ammarah ( Darah merah ), dipengaruhi oleh sifat Iblis,
Sifatnya adalah: Sombong, Merusak, Angkara murka dll (Menentang)-Menjadi
pengacau masyarakat.
- Natiqoh/Muthmainah (darah Putih), Dipengarui sifat malaikat,
Sifatnya adalah: Bijaksana, Tenang, Berbudi luhur, Berachlak Tinggi dan
Mulia- Menciptakan kedamaian dan kasih sayang.
Alat dari pada Jiwa yaitu otak, yang terdiri
atas 3 bagian juga:
- Akal (timbangan) haq atau
bathil
- Pikir (hitungan) Untung rugi
- Zikir (ingatan) Ingat Allah
Jadi kalau diibaratkan mobil maka jasmani ini adalah Body
daripada mobil sedangkan Ruh sebagai Accu yang sifatnya hanyalah sebagai yang
menghidupkan saja dan Jiwa adalah sopir atau yang mengendalikan dari pada
mobilnya dimana dialah yang bertanggung jawab atas keselamatan dari pada mobil
itu sendiri. Jadi Disini jelaslah bahwa yang dikatakan manusia itu adalah
Jiwanya dimana dialah yang bertanggung jawab atas perbuatanya.
Machluk machluk yang diciptakan Allah ( dimana ada yang menjadi musuh atau
lawan manusia yaitu Iblis dan Jin kafir.)
Ada 6
machluk yaitu:
- Malaikat, Dari Nur (cahaya) menerangi/mengawasi manusia.
- Iblis, Dari Nar (Api), sifatnya merusak, merupakan musuh
manusia.
- Jin, Dari asap yang beracun, sifatnya memabukan, merupakan
penggoda dan juga membantu manusia.
- Tumbuhan, Hanya mempunyai naluri, berfaedah, untuk
kebutuhan manusia.
- Hewan, Syahwat dan ghodob, berfaedah untuk kepentingan
manusia.
- Manusia, Sebagai pengatur alam, pengurus dunia(khalifah
rachmatan lil alamin).
4.
Manusia sebagai Makhluk Individu dan
Makhluk Sosial
· Manusia
Sebagai Makhluk Individu
Individu
berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa
Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak,
sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak
terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari
kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu
sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil
dan tak terbatas.
Manusia
sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan
psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu
manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah
tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri
individu ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya,
atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap
manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang
persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki
keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip
dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa
individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak
lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang
dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan
(fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang.
Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk
pada lingkungan di mana eorang individu melakukan interaksi sosial. Kita
melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok
sosial yang lebih besar.
Karakteristik
yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang
memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan
genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.
Menurut
Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu
yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik
dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang
terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika
mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan
(fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari
seeorang.
- Manusia
Sebagai Makhluk Sosial
Menurut
kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu
juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat
dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia
selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina
sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu
dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia
dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan
dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga
tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah
manusia.
Tanpa
bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.
Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi
atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai
makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilaian
dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi
dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di
tengah-tengah manusia.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
:
Manusia memang merupakan makhluk
induvidu. Kita dilahirkan dengan rupa, sifat, dan karakteristik berbeda, yang
dibawa dari orang tua kita masing-masing. Tidak semua orang memiliki kesamaan,
pasti banyak perbedaan. Namun yang harus kita sadari benar-benar, kita
merupakan manusia sebagai makhluk sosial.
Kita hidup berdampingan dengan orang
lain, membutuhkan bantuan orang lain, Saling membantu dan bekerja sama, tidak
memikirkan ego sendiri, mendahulukan kepentingan bersama diatas kepentingan
pribadi. Inilah budaya yang terlupakan seiring dengan majunya perkembangan
jaman. Kita bisa lihat dari orang yang tinggal di pedesaan dan di perkotaan.
Kita bisa bandingkan, di desa masih dibudayakan gotong royong, tolong menolong,
dan musyawarah. Sedangkan di kota, banyak orang yang sibuk bekerja dan tidak
mengenal waktu tidak mempunyai waktu untuk mengenali lingkungan disekitarnya
(individualis).
Namun
saat ini, tempat sudah tidak begitu besar berpengaruh akan tingkat individualis
seseorang karena makin berkembangnya teknologi. Banyak orang berlomba-lomba dan
bersaing. Tapi sayangnya persaingan tersebut tidak disertai dengan jiwa dan
akal yang sehat. Hanya mementingkan diri sendiri saja. Padahal seharusnya kita
juga perlu memperhatikan lingkungan sekitar kita dan mendahulukan kepentingan
bersama. Ini kita lakukan supaya terjadi hubungan timbal balik antar sesama
manusia. Dengan begitu kita memiliki ikatan dengan orang lain dan bisa saling
membutuhkan. Tidak ada ruginya bukan?
DAFTAR PUSTAKA
Sumber dari internet:
http://azenismail.wordpress.com/2010/05/14/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan-makhluk-sosial/