Penduduk adalah orang yang tinggal dan menempati suatu daerah.
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang saling tergantung satu sama lain. Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Jadi budaya itu sendiri sudah mendarah daging pada kebiasaan kita sehari-hari. Sedangkan kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Penduduk, masyarakat, dan kebudayaan, ketiganya memiliki keterkaitan yang sangat dekat. Jika kita gabungkan ketiga pengertian tersebut maka yang dimaksud, sekelompok orang yang menempati suatu daerah yang memiliki idea tau gagasan yang bisa mempengaruhi orang lain disekitarnya dan menjadi kebiasaan sehari-hari.
Kita ambil saja sebuah contoh, seperti awalnya dari pengucapan saja, seperti kata ‘sesuatu’ yang diucapkan salah satu artis di Indonesia. Awalnya hanya orang tersebut yang mengucapkannya, namun dai mulut ke mulut, dan juga media yang ada, semua itu menyebar. Dari orang manula, dewasa, remaja sampai anak-anak pun tahu akan hal tersebut. Dan sekarang sudah menjadi trending topic juga digunakan dalam percakapan sehari-hari. Itu menunjukkan bahwa pengaruh yang diberikan seseorang bisa mempengaruhi orang banyak, dan itupun menjadi budaya dalam masyarakat kita.
Masyarakat tidak akan pernah ada kalau tidak ada penduduk. Budaya tidak pernah ada jika tidak ada masyarakat itu sendiri. Kebudayaan tidak akan tercipta karena ada unsur budaya masyarakat itu sendiri.
Tapi mengapa kebudayaan yang kita miliki dari sejak dulu kita lupakan begitu saja?
Contoh yang dapat kita serap dengan mudah yakni, budaya untuk memberi salam dan bertegur sapa. Memeberi salam pada guru, atau seseorang yang lebih tua disbanding kita. Bertegur sapa dengan teman atau tetangga kita. Toh, dengan seperti itu, kita menjadi cepat akrab dengan orang-orang di sekeliling kita. Apakah karena penduduk-penduduk di Indonesia sudah menjadi makhluk individual?
Padahal sebagai manusia, kita membutuhkan bantuan dari manusia lain bukan? Kita juga merupakan makhluk sosial kan? Tidak semua yang kita lakukan dapat kita kerjakan sendiri.
Timbulnya sebuah komunitas, dan sekelompok orang juga merupakan bukti bahwa kita masih membutuhkan orang lain dalam bersosialisasi dan menciptakan kelompok.
Kembali pada contoh kebudayaan memberi salam dan bertegur sapa, nyatanya jika kita lihat sisi positifnya lebih banyak dibandingkan dengan sebuah trending topic yang hanya bertahan pada era itu saja. Namun member salam dan bertegur sapa memiliki nilai positif yang dapat mempererat tali silaturahmi kita antar sesame manusia. Jadi kebudayaan itu harus terus dipelihara dan dilestarikan supaya kita mempunyai relasi yang luas.
Memang kebudayaan yang menjadi topic utama itu perlu kita ketahui, supaya kita tidak ketinggalan jaman, menerapkannya pun tidak masalah, tapi bukan berarti kita harus melupakan kebudayaan kita yang lebih memiliki nilai apalagi nilai sosial. Dengan menerapkan hal tersebut kita pasti mendapatkan manfaat dan keuntungan untuk diri kita sendiri. Jika kita belum mengenal orang lain, kita kan bias berbalas senyum. Apa itu terlalu sulit disbanding kita bilang ‘sesuatu’?
Ayo kita coba terapkan itu mulai dari sekarang, kita lihat respon yang kita dapat. Kebudayaan tersebut harus tetap mendarah daging dalam masyarakat kita. Mari kita coba lakukan!
By : Aisyah Fauziah
Picture : powered by Google.com
By : Aisyah Fauziah
Picture : powered by Google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar